Kehilangan bayi dalam kandungan tentu menjadi pengalaman yang sangat menyakitkan dan mengejutkan bagi orang tua yang sedang menantikan kelahiran buah hati mereka. Lantas, apa yang sebenarnya menjadi penyebab bayi meninggal dalam kandungan? Mari simak informasi selengkapnya pada artikel Medikacare di bawah ini.
Bayi meninggal dalam kandungan atau stillbirth terjadi pada kehamilan di atas usia 20 minggu. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, bayi meninggal dalam kandungan adalah bayi yang tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih.
Menurut data dari WHO pada tahun 2015, ada sebanyak 2,6 juta bayi yang meninggal dalam kandungan di seluruh dunia. WHO juga mengklasifikasikan kondisi stillbirth berdasarkan usia kehamilan, seperti berikut:
A. Stillbirth awal (early stillbirth): usia kehamilan 20-27 minggu
B. Stillbirth akhir (late stillbirth): usia kehamilan 28-36 minggu
C. Stillbirth: setelah usia kehamilan 37 minggu
Tanda dan Gejala Bayi Meninggal dalam Kandungan
Biasanya, tidak ada tanda-tanda darurat sebelum terjadi kematian bayi di dalam kandungan. Namun, ada beberapa gejala yang mungkin dialami ibu hamil sebelum stillbirth terjadi, seperti:A. Perdarahan vagina, khususnya di trimester kedua kehamilan
B. Janin jarang atau tidak bergerak sama sekali
C. Kram dan nyeri perut
D. Demam
E. Perkembangan janin terhambat
Meski demikian, beberapa tanda di atas belum tentu mengarah ke kondisi stillbirth, karena bisa juga mengindikasikan adanya masalah lain pada kehamilan. Maka dari itu, ibu hamil disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter jika mengalami tanda-tanda di atas.
Penyebab Bayi Meninggal dalam Kandungan
Berikut ini beberapa penyebab bayi meninggal dalam kandungan:1. Kelainan Kromosom
Sekitar 14% kasus bayi meninggal dalam kandungan memiliki kondisi cacat lahir atau kelainan kromosom, seperti Down syndrome dan anensefali.2. Masalah pada Plasenta
Selama masa kehamilan, plasenta bertugas untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke janin. Jika plasenta bermasalah, seperti mengalami peradangan, pembekuan darah, infeksi, dan sulosio plasenta, maka dapat menghambat pasokan nutrisi ke janin. Kondisi ini dapat mengganggu perkembangan janin hingga berisiko mengalami stillbirth.3. Kondisi Kesehatan Ibu Hamil
Kondisi kesehatan ibu hamil juga berkontribusi dalam menyebabkan bayi meninggal dalam kandungan. Beberapa kondisi yang dapat berisiko bagi janin antara lain, preeklampsia, diabetes, tekanan darah tinggi, gangguan imun, obesitas, pembekuan darah, dan gangguan tiroid.4. Intrauterine Growth Restriction (IUGR)
IUGR adalah kondisi yang bisa membuat janin kekurangan nutrisi. Janin yang tidak tumbuh sesuai dengan tahapan usianya sangat berisiko mengalami kematian akibat asfiksia atau kekurangan oksigen.5. Infeksi Selama Kehamilan
Sekitar 1 dari 10 persen kasus bayi meninggal dalam kandungan disebabkan oleh infeksi selama kehamilan. Beberapa infeksi yang dapat menyebabkan stillbirth, yaitu rubella, sifilis, toksoplasmosis, sitomegalovirus, dan herpes genital. Umumnya, infeksi ini menyebabkan stillbirth awal, yakni diusia 20-27 minggu.Faktor Risiko Bayi Meninggal dalam Kandungan
Sama seperti keguguran, bayi meninggal dalam kandungan terjadi tanpa faktor yang dapat diidentifikasi. Namun, ada beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan kondisi ini, yaitu:A. Memiliki riwayat stillbirth pada kehamilan sebelumnya
B. Mengalami obesitas
c. Hamil di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun
D. Memiliki riwayat kelahiran prematur pada kehamilan sebelumnya
E. Tidur dalam posisi telentang
F. Mengonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang
Diagnosis dan Penanganan Bayi Meninggal dalam Kandungan
Untuk mendiagnosis bayi meninggal dalam kandungan, dokter akan memeriksa detak jantung janin menggunakan scan ultrasound atau doppler. Setelah itu, dokter akan melakukan tindakan persalinan secara alami atau dengan obat (induksi) jika tidak ada risiko kesehatan tertentu pada kehamilan.Namun, jika posisi bayi tidak normal, kehamilan kembar, atau ukuran bayi terlalu besar, dokter akan menanganinya dengan operasi caesar. Selain persalinan normal dan operasi caesar, proses pengeluaran bayi bisa dilakukan melalui kuretase. Namun, prosedur kuretase umumnya dilakukan jika usia kehamilan masih berada di trimester kedua.
Pencegahan Bayi Meninggal dalam Kandungan
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya stillbirth, di antaranya:A. Rutin memantau pergerakan bayi
B. Menjaga berat badan ideal
C. Hindari merokok dan minuman beralkohol
D. Tidur dalam posisi miring
E. Hindari konsumsi makanan yang berisiko membuat keracunan
Kehilangan bayi dalam kandungan adalah pengalaman yang menyakitkan dan mengubah hidup. Namun, dengan dukungan yang tepat dari keluarga, teman-teman, atau psikolog, Bunda dapat mengatasi kesedihan dan memulai proses pemulihan. Jangan lupa untuk memeriksakan kehamilan ke dokter secara rutin agar jika terdapat masalah pada kehamilan dapat ditangani sejak dini.